Jumat, 26 Agustus 2011

Industri Sawit Cermati Krisis Global

Krisis global yang dipicu penurunan peringkat surat utang Amerika Serikat dan ancaman krisis di Eropa ternyata juga dicermati para pelaku pasar industri kelapa sawit. Termasuk, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.

Menurut Presiden Direktur Bakrie Sumatera Plantations Ambono Januriato, krisis global mau tidak mau akan memberikan pengaruh terhadap harga komoditas, yang berimbas pada industrinya. "Kalau krisis terus, harga minyak mentah dunia turun, tentunya harga komoditas ikut," tuturnya saat ditemui di Jakarta, semalam.

Namun, ia mengaku, meski harga-harga komoditi dalam dua pekan terakhir terkoreksi hingga US$900 per ton CPO (minyak sawit mentah), hal ini belum terlalu berpengaruh. Sebab, perseroan beranggapan harga tersebut masih kompetitif. "Dua minggu lalu ada pelemahan, tapi sekarang sudah lebih baik," ujar Ambono.

Bahkan, Ambono berpendapat, dengan prediksi World Bank harga CPO bisa sampai US$ 750 per ton bila krisi global terus membayangi, juga dianggap masih aman. "Karena kalau dihitung, masih mencover biaya produksi perseroan," tuturnya.

Sementara itu, dia memperkirakan kenaikan produksi CPO perseroan hingga semester I-2011 mencapai 20 persen. "Produksi pada semester pertama bisa naik 20 persen untuk sawit. Sedangkan karet bisa naik dua persen," ujar Ambono.

Ambono juga menuturkan, hingga Juli lalu, produksi CPO perseroan telah mencapai 200 ribu ton, dari target 320 ribu ton. "Jadi, produksi CPO perseroan terus meningkat," kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar